Senin, 14 Januari 2019


Kajian Tasawuf

            Di suatu pondok tepatnya di PP Nurul Jadid Wilayah Zaid bin Tsabit diadakanya kegiatan  pengajian rutin setiap malam senin kitab Minhajul Abidin dan Tafsir Jalalain yang di ampu langsung oleh KH Moh Hefni Mahfudz. Para santri yang mengikuti kajian kitab ini yakni umum bagi yang tidak mempunyai kegiatan di lembaganya masing masing tetapi yang mengikuti kajian ini lebih banyak dari lembaga Amtsilati dikarenakan di lembaga Amtsilati menekuni tentang Kitab. Santri yang mengikuti kajian kitab ini sangat Antusias  meskipun ada beberapa santri yang mengantuk, tetapi hal itu tidak berpengaruh bagi santri, mereka melawan rasa ngantuk mereka dengan cara mengambil wudhu ketika mereka mulai mengantuk, hal ini yang sangat membuat kiai bangga dikarenakan walaupun para santri  mulai mengantuk mereka langsung ambil wudhu.
            Disisi lain kiai menjelaskannya dengan penuh semangat karena santri juga semangat ketika mengaji. Kajian yang di jelaskan kiai yakni tentang Tasawuf dimana dalam penjelasan kiai tidak monoton pada kajian tasawuf tetapi di selingi dengan cerita dan juga humor, kiai bercerita tentang kaum Dahriah yang tidak percaya akan Tuhan, kaum dahriah ini selalu berdebat dengan ulama’ Ahlussunnah Wal jama’ah dan banyak dari kalangan Ahlussunnah Wal jama’ah yang gugur waktu itu dan tiba dari salah satu ulama’ Ahlussunnah Wal Jama’ah yang diajak adu berdebat dan kiai tersebut sebelum berdebat yakni istikharoh, dan didalam mimpinya kiai tersebut bercerita kepada santrinya yang berumur tujuh tahun, bahwa kiai itu bermimpi ada suatu ladang yang sangat luas dan banyak pepohonan hijau dan bunga-bunga yang indah kemuadian keluar seekor babi yang memakan semua pohon itu tinggal satu pohon dan dari pohon yang satu itu muncul harimau yang memakan babi itu, menurut kiai mimpi itu kurang bagus tetapi santri yang berumur tujuh tahun itu bahwa mimpi yang dialami kiai itu bagus, menurut santrinya di kitab Ta’birul Manam (Tafsir Mimpi) bahwa ladang yang luas itu menandakan Darul Islam (Rumah islam) dan bunga-bunga itu ulama’ Ahlussunnah Wal Jama’ah kemudian muncul seekor babi yang memakan semua pohon-pohon  yakni di tafsirkan ulama’ Dahriah yang menghancurkan semua ulama Ahlussunnah Wal Jamaah kemudian tinggal satu pohon yakni di tafsirkan kiai tersebut dan muncul harimau itu yakni santri tersebut. Akhirnya santri tersebut bilang kepada kiai biarkan saya yang menggantikan posisi kiai waktu berdebat nanti.
            Kesimpulan tersebut yang bisa kita ambil dari cerita itu yakni kita harus menjadi An Shorullah (Pembela Agama Allah) dimanapun kita berada baik dalam kondisi apapun.

1 komentar: